WELCOME TO MY BLOG KASIANTO IDRIS

MENULIS HASIL WAWANCARA

Wawancara adalah percakapan antara dua orang, yaitu antara penanya dan yang ditanya sebagai penjawab. Wawancara (interview) adalah tanya jawab dengan seseorang untuk dimintai pendapatnya mengenai suatu hal. Dalam hal ini, seorang yang diwawancarai disebut narasumber dan yang mewawancarai disebut pewawancara. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan di televisi.

Persiapan yang dilakukan dalam kegiatan wawancara

  • Menghubungi orang yang akan diwawancarai (perjanjian tempat, waktu, dan topik masalah).
  • Pelajari topik permasalah secara detail, sehingga Anda dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang baik.
  • Persiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan pokok-pokok masalah yang akan ditanyakan dalam wawancara pertanyaan berupa 5W+1H
  • Berikan kesan yang baik.
  • Perhatikan cara berpakaian, gaya bicara, dan sikap agar menimbulkan kesan yang simpatik.
  • Persiapkan “senjata” wawancara.

Kegiatan dalam wawancara
  1. Pendahuluan. Menciptakan suasana yang menyenangkan (kesan pertama begitu menggoda). Jangan lupa menjelaskan identitas Anda dan maksud Anda.
  2. Tanya jawab
  • Mulai wawancara dengan pertanyaan yang ringan dan bersifat umum. Pendekatan dilakukan secara tidak langsung.
  • Sebutkan nama narasumber secara lengkap dan bawalah buku catatan, alat tulis, atau tape recorder saat melakukan wawancara.
  • Dengarkan pendapat dan informasi secara saksama, usahakan tidak menyela agar keterangan tidak terputus. Jangan meminta pengulangan jawaban dari narasumber.
  • Hindari pertanyaan yang berbelit-belit.
  • Harus tetap menjaga suasana agar tetap informatif.
  • Hindari pertanyaan yang menyinggung dan menyudutkan narasumber.
  • Jika melantur, maka narasumber diarahkan pada pembahasan masalah.
     3.  Penutup
  • Harus pandai mengambil simpulan, artinya tidak semua jawaban dicatat. Dapat juga Anda meminta narasumber untuk menyimpulkan masalah yang dibahas.
  • Mengakhiri perbincangan dengan ucapan terima kasih oleh penanya kepada penjawab atas kesediaannya untuk diwawancarai. Dapat ditambahi dengan permohonan maaf.
Menulis hasil wawancara
Lazimnya, hasil wawancara tidak ditulis secara kronologis. Hasil wawancara yang masih dalam bentuk tanya jawab sebaiknya diubah menjadi sebuah laporan yang menarik, yaitu dengan menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung. Susunlah hasil wawancara dalam format disebelah.
(http://indoissud.blogspot.co.id)

Format lembar Wawancara bis di Unduh Disini !

KALIMAT TANYA


                            Kalimat Tanya
Kalimat tanya ialah kalimat yang dipergunakan dengan tujuan
memperoleh reaksi berupa jawaban dari yang ditanya atau penguatan
sesuatu yang telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya diucapkan
dengan intonasi menaik pada suku kata akhir. Dalam bentuk tulis ditandai
dengan tanda tanya (?).
Kalimat tanya dicirikan oleh empat hal, yaitu sebagai berikut.
1. Penggunaan kata tanya: apa, siapa, di mana, bagaimana, mengapa,
   dan lain-lain.
   Contoh :
    - Bagaimana kondisi pengungsi lumpur Lapindo saat ini?
    - Apa Anda sudah berpengalaman di bidang mesin?
2. Penggunaan kata bukan atau tidak
    Contoh :
    - Bukankah ini tas yang kamu bawa?
    - Ini hasil ulanganmu, bukan?
    - Tidakkah dia merasa aneh dengan sikapmu?
3. Penggunaan klitika -kah pada predikat kalimat yang diubah susunannya SP PS
    Contoh :
   1.a. Ia lulus tahun ini.
   1.b. Luluskah ia tahun ini?
   2.a. Ia sudah pulang?
   2.b. Sudah pulangkah ia?
4. Penggunaan intonasi naik pada suku kata akhir
    Contoh :
    - Ayahnya terlibat perampokan .
    - Ayahnya terlibat perampokan?
    - Dia pergi ke luar negeri.
    - Dia pergi ke luar negeri ?
Jenis Kalimat Tanya dan Kata Tanya
1. Kalimat Tanya Klarifikasi dan Konfirmasi
Yang dimaksud kalimat tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat tanya
konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat tanya yang disampaikan kepada
orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang
sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat tanya ini tidak meminta
penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya
dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.
Contoh kalimat tanya klarifikasi:
1. Benarkah Saudara yang memimpin penelitianmu?
2. Apa benar barang-barang ini milik Anda?
3. Jadi benar isu mengenai keluarnya Anda dari Proyek Management?
4. Benarkah akan terjadi gempa di Jakarta, Pak?
Contoh kalimat tanya konfirmasi:
1. Apakah Saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?
2. Apa Bapak sudah menerima surat pengunduran diri saya?
3. Apakah ini kunci mobil saudara?
4. Apa hari itu Anda pergi bersamanya?
2. Kalimat Tanya Retoris
Kalimat tanya retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan
jawaban atau tanggapan langsung. Kalimat tanya retoris biasanya digunakan
dalam pidato, khotbah, atau orasi. Pertanyaan retoris dikemukakan dengan
bermacam-macam maksud sesuai dengan pokok pembicaraan. Pertanyaan
retoris bertujuan untuk memberi semangat, menggugah hati, memotivasi,
memberi kesadaran, dan sebagainya terhadap audiens atau pendengar.
Contoh kalimat retoris :
1. Apakah kita tega membiarkan mereka kelaparan?
2. Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3. Mana mungkin Allah menurunkan rezeki bagi orang-orang malas?
4. Di mana kita saat mereka memohon pertolongan?
5. Mana ada pejabat yang jujur di zaman edan seperti ini?
6. Sudahkah kita mencoba memulai dari diri kita sendiri?
7. Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap moral bangsa kalau
    bukan kita?
3. Kalimat Tanya Tersamar
Kalimat tanya tersamar maksudnya adalah bentuk kalimat tanya
yang mengacu pada bermacam maksud. Dengan kalimat tanya tersamar,
penanya dapat menyampaikan berbagai tujuan seperti, memohon, meminta,
menyindir, membiarkan, mengajak, menegaskan, menyetujui, menggugah,
melarang, menyuruh, dan lain sebagainya.
Contoh :
1. Tujuan meminta:
    - Bolehkah saya tahu siapa namamu?
    - Dapatkah kamu menolong saya?
2. Tujuan mengajak:
    - Bagaimana kalau kamu ikut dalam perlombaan sains antarsekolah?
    - Dapatkah kamu menemaniku ke pesta itu nanti malam?
3. Tujuan memohon:
    - Apakah kamu bersedia menerima lamaran saya?
    - Bersediakah kamu meminjamkan motormu kepadaku?
4. Tujuan menyuruh:
    - Bagaimana kalau kamu berangkat ke sekolah sekarang?
    - Maukah kamu membuatkan kue bolu?
5. Tujuan merayu:
    - Kapan saya bisa mengajak kamu jalan-jalan?
     - Jadi kan kamu traktir saya makan hari ini?
6. Tujuan menyindir:
    - Apa tidak ada orang yang lebih bodoh dari kamu?
    - Begini caranya kamu berterima kasih?
7. Tujuan menyanggah:
    - Apa dengan cara ini semua persoalan dapat selesai?
    - Bagaimana jika kita mencari cara yang lain?
8. Tujuan meyakinkan:
    - Mestikah saya bersumpah di hadapanmu?
    - Apa selama ini kata-kata saya cuma pepesan kosong?
9. Tujuan menyetujui:
    - Tak ada alasan untuk ditolak, bukan?
    - Apa pantas hal ini saya abaikan?
4. Jenis Kalimat Tanya Biasa
Kalimat tanya biasa disebut juga kalimat tanya untuk menggali informasi.
Kalimat untuk menggali informasi biasanya menggunakan kata tanya.
Kata tanya yang dipergunakan, dirumuskan dengan 5W+ 1H, yaitu : what
(apa), where (di mana), who (siapa), whene (kapan), why (mengapa) dan
how (bagaimana).
Contoh penggunaannya di dalam kalimat:
- Apa yang menyebabkan terjadinya kebakaran ini?
- Dari mana asal api?
- Siapa yang pertama kali melihat kejadian ini?
- Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?
- Mengapa pemadam kebakaran terlambat datang?
- Bagaimana upaya warga menyelamatkan barang-barangnya dari
  kebakaran itu?
Berikut ini jenis kata tanya yang biasa dipergunakan.
1. mempertanyakan barang : apa
2. mempertanyakan orang : siapa
3. mempertanyakan pilihan : mana
4. mempertanyakan sebab : mengapa
5. mempertanyakan waktu: kapan dan bila
6. mempertanyakan tempat : di mana
7. mempertanyakan arah/tempat yang dituju : ke mana
8. mempertanyakan tempat asal, arah dari suatu tempat atau milik : dari mana
9. mempertanyakan keadaan sesuatu atau cara : bagaimana
10. mempertanyakan bahan  baku : dari apa
11. mempertanyakan asal milik : dari siapa
12. mempertanyakan alat  : dengan apa
13. mempertanyakan yang ikut serta : dengan siapa
14. mempertanyakan tujuan melakukan suatu perbuatan : untuk apa
15. mempertanyakan orang yang dituju : untuk siapa
16. mempertanyakan jumlah : berapa

MATERI KELAS X SMA

1.1 Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik (berita dan nonberita)

TUJUAN : Siswa dapat menyampaikan tanggapan atas suatu informasi dari media elektronik secara efektif.
INDIKATOR :
  1. Menuliskan isi siaran radio/televisi da­lam beberapa kalimat dengan urutan yang runtut dan mudah dipahami.
  2. Menyampaikan secara lisan isi berita yang telah ditulis  secara runtut dan jelas
  3. Mengajukan pernyataan/ tanggapan berdasarkan informasi yang didengar (menyetujui, menolak, menambahkan pendapat)




Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Informasi adalah suatu hal yang pantas diketahui. Informasi dapat berbentuk berita atau nonberita (artikel, esei, dsb).
Perbedaan teks berita dan nonberita
BERITA NONBERITA  (ARTIKEL)
1. Berita menginformasikan suatu peristiwa atau kejadian aktual (misal, kecelakaan pesawat) 2. Tidak ada analisis atas informasi yang disampaikan
3. Dibuat oleh wartawan/ redaksi (pengelola media)
4. Informasi yang disampaikan harus memenuhi konsep 5W+1H (what, why, who, where, when, how). “How” hanya menjelaskan proses kejadian.
  1. Artikel menginformasikan suatu hal yang bersifat faktual
  2. Informasi yang disampaikan disertai dengan analisis
  3. Dibuat oleh ahli pada bidangnya (pemerhati masalah)
  4. Informasi yang disampaikan harus memenuhi konsep 2W+1H (what, why, how). “How” bukan hanya menjelaskan proses tetapi mengemukakan solusi utk permasalahan yang dibahas

Pokok-pokok isi berita (5W + 1H)
Berita yang baik harus dapat menjelaskan beberapa hal berikut ini:
  • Dapat menjelaskan peristiwa atau kejadian apa yang terjadi
  • Dapat  menjelaskan penyebab atau alasan peristiwa atau kejadian tersebut terjadi
  • Dapat menjelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut
  • Dapat menjelaskan tempat terjadinya peristiwa atau kejadian tersebut
  • Dapat menjelaskan waktu atau saat terjadinya peristiwa atau kejadian tersebut
  • Dapat menjelaskan bagaimana peristiwa atau kejadian tersebut terjadi

Jenis kalimat (berita, tanya, perintah)
Berdasarkan isinya, kalimat dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, antara lain:
Kalimat berita adalah kalimat yang menginformasikan suatu hal. Kalimat berita diakhiri tkamu titik.
Fia memberikan hadiah kepada Hafshah.
Kalimat tanya adalah kalimat yang menanyakan suatu hal. Kalimat tanya diakhiri tkamu tanya.
Siapa yang memberikan hadiah?
Kalimat perintah adalah kalimat yang memerintahkan, menginstruksikan, meminta suatu hal. Kalimat tanya diakhiri tkamu seru.
Fia, tolong berikan hadiah ini kepada Hafshah!


Menanggapi isi berita
Tanggapan adalah ulasan atau tanggapan atas berita, pidato, dsb untuk menerangkan atau menjelaskan (KBBI, 1999: 515). Tanggapan juga dimaknai sebagai Written or spoken statement wich gives an opinion on or explains something/ somebody. (Oxford, 2005: 119) à bentuk pernyataan lisan atau tulisan untuk memberikan pendapat atau penjelasan tentang sesuatu/ seseorang. Jadi, dari pengertian di atas kita dapat mengetahui bahwa fungsi tanggapan adalah untuk menerangkan atau menjelaskan.

Ciri-ciri Tanggapan (secara umum)
  1. Merupakan pernyataan
  2. Berbentuk lisan atau tulisan
  3. Bertujuan untuk menanggapi atau menjelaskan atas suatu hal yang sebelumnya disampaikan/ dilakukan pihak lain.
Indikator Tanggapan yang baik
  1. Tanggapan disampaikan dengan bahasa dan sikap (jika tanggapannya berbentuk lisan) yang santun
  2. Tanggapan yang disampaikan dengan menyertakan alasan yang relevan dan seperlunya
  3. Tanggapan yang disampaikan tidak berlebihan
  4. Tanggapan yang disampaikan tidak bertujuan merendahkan atau memojokkan pihak lain
Contoh Tanggapan
Pendapat:
Modernisasi dan keterbukaan informasi diiringi dengan teknologi yang canggih, ternyata tidak serta-merta membawa keuntungan bagi semua makhluk hidup (republika online edisi Jumat, 27 Maret 2009 ).
Tanggapan:
Saya sangat setuju. Modernisasi dan keterbukaan informasi  tidak selalu berdampak positif. Penerapan modernisasi dan keterbukaan informasi tanpa disertai dengan tanggung jawab dan kesiapan mengatisipasi dampak buruknya akan menjadi sebuah mimpi buruk.  Alih-alih kita mendapat kebaikan, malah kehancuran yang akan kita peroleh. Misalnya, atas nama modernisasi dan keterbukaan informasi, aneka VCD, buku dan situs porno dengan mudah diakses masyarakat, bahkan anak-anak sekalipun. Jika ini dibiarkan, kita pun mesti bersiap diri menatap masa depan bangsa ini yang dipenuhi oleh generasi berotak mesum.
Latihan
Selasa, 28 Agustus 2007  9:50:00 (dikutip dari detiknews.com)
Gempa Terjadi Selasa Pagi di Halmahera Utara
Ternate–RoL– Satkorlak Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Provinsi Maluku Utara, sejauh ini belum nenerima laporan adanya korban atau kerusakan fisik akibat dua kali gempa tektonik yang mengguncang wilayah Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Selasa pagi( 28/8).
Sekretariat Satkorlak PBA Malut ketika dihubungi di Ternate, Selasa mengatakan, mereka sudah melakukan kontak dengan Pemkab Halut, termasuk sejumlah pemkab lainnya di Malut, tetapi belum dilaporkan adanya korban atau kerusakan fisik akibat gempa Selasa pagi.
Namun demikian, Satkorlak PBA Malut terus melakukan pemantauan, karena tidak tertutup kemungkinan ada korban atau kerusakan fisik akibat gempa itu. Pihak BMG Ternate ketika dihubungi menjelaskan, gempa yang menguncang wilayah Halut Selasa pagi , pertama terjadi Pkl 05.22 WIT berkekuatan 5,2 SR pada koordinat 2,94 LU – 127,58 BT pada kedalaman 82 km dengan pusat di Laut Maluku, atau sekitar perairan Pulau Morotai, Halut.
Sedangkan gempa kedua terjadi Pkl 06.00 WIT berkekuatan 4,9 SR pada koordinat 2,84 LU – 127,60 BT pada kedalaman 82 km dengan pusat gempa berada tidak jauh dengan lokasi gempa yang pertama yakni masih di perairan Pulkau Morotai, Halut.  “Kedua gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami, karena kekuatannya kurang dari 6,0 SR dan kedalamannya lebih dari 30 km. Gempa berpotensi menimbulkan tsunami kalau kekuatannya di atas 6,0 SR dan kedalamannya kurang dari 30 km,” kata staf BMG Ternate, Wartati.
Sementara itu sejumlah warga di Halut ketika dihubungi melalui telepon mengaku bahwa gempa yang terjadi Selasa pagi, getarannya sangat lemah sehingga tidak membuat mereka khawatir atau mengungsi ke daerah ketinggian, seperti saat terjadi gempa pada pertengahan Juli 2007. Kabupaten Halut pada pertengahan Juli 2007 diguncang gempa berkekuatan 6,3 SR yang mengakibatkan seorang warga setempat cedera akibat terkena reruntuhan rumah, serta lebih dari 40 rumah warga mengalami kerusakan berat dan ringan.

PUISI ( KELAS X SMA )

Puisi lama dan Puisi baru beserta contohnya

GURINDAM

Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

CONTOH:
A.Gurindam Lama
contoh :
Pabila banyak mencela orang
Itulah tanda dirinya kurang

Dengan ibu hendaknya hormat
Supaya badan dapat selamat.

B.Gurindam Dua Belas
Gurindam 12 oleh Raja Ali Haji (Pahlawan Nasional), Tanjung Pinang
Kumpulan gurindam yang dikarang oleh Raja Ali Haji dari Riau. Dinamakan Gurindam Dua Belas oleh karena berisi 12 pasal, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.

Gurindam I
Ini gurindam pasal yang pertama:
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.




TALIBUN
Bentuk puisi lama dalam kesusastraan Indonesia (Melayu) yang jumlah barisnya lebih dari empat, biasanya sampai 16-20, serta punya persamaan bunyi pada akhir baris (ada juga yang seperti pantun dengan jumlah baris genap seperti 6, 8, 12)
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dstnya.
Ciri-ciri Talibun adalah seperti berikut:-
• Ia merupakan sejenis puisi bebas
• Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian
• Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
• Tiada pembayang. Setiap rangkap dapat menjelaskan satu keseluruhan cerita
• Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
• Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)
• Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
• Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
Contoh Talibun
Tengah malam sudah terlampau
Dinihari belum lagi nampak
Budak-budak dua kali jaga
Orang muda pulang bertandang
Orang tua berkalih tidur
Embun jantan rintik-rintik
Berbunyi kuang jauh ke tengah
Sering lanting riang di rimba
Melenguh lembu di padang
Sambut menguak kerbau di kandang
Berkokok mendung, Merak mengigal
Fajar sidik menyinsing naik
Kicak-kicau bunyi Murai
Taktibau melambung tinggi
Berkuku balam dihujung bendul
Terdengar puyuh panjang bunyi
Puntung sejengkal tinggal sejari
Itulah alamat hari nak siang
(Hikayat Malim Deman)
MANTERA

Ialah bentuk puisi lama yang tertua, mantera berbait-bait. Kalimatnya ada yang berirama ada yang tidak. Yang dipentingkan adalah iramanya. Makin kuat iramanya makin besar tenaga gaib yang ditimbulkan. Hanya orang yang ahli yang boleh mengucapkan mantera, misalnya pawang atau dukun.
Tujuan mantera dalah sebagai penangkal bala.

CONTOH:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu


BIDAL

Ialah perbandingan dan kiasan lama, yang berbentuk kalimat atau ungkapan tetap.
Contoh bidal:
Jika kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga.



PANTUN

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), bersajak akhir dengan pola a-b-a-b (tidak boleh a-a-a-a, a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Ciri-ciri Pantun
1. Rima sajaknya pola sajak silang (a-b-a-b).
2. biasanya berupa kiasan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan.
3. larik pertama dinamai sampiran, larik kedua isi
4. tiap larik biasanya terdiri atas 4 perkataan
5. jumlah suku kata setiap larik antara 8 – 12 suku kata


SELOKA
Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, terkadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris.
contoh seloka 4 baris:
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang

contoh seloka lebih dari 4 baris:

Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui


SYAIR

Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berirama aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair (pada pantun, 2 baris terakhir yang mengandung maksud).
Ciri-ciri Syair :
1. Tiap bait terdiri atas 4 larik
2. jumlah suku kata setiap lariknya 8-12 suku kata
3. berima aaaa,sempurna atau tidak sempurna
4. keempat larik kalimatnya mempunyai perhubungan arti
5. isinya nasihat, dongeng, atau cerita

CONTOH:

Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

JENIS-JENIS KARANGAN

Jenis-jenis karangan berdasarkan isi menurut Kuntarto (2007: 224) dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu:
(1) Narasi
Narasi adalah suatu bentuk karangan yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang peristiwa pada suatu waktu. Ciri-ciri karangan narasi adalah:
  1. Menggunakan urutan waktu dan tempat yang berhubungan secara kausalitas
  2. Terdapat unsur tokoh yang digambarkan mempunyai perwatakan yang jelas
  3. Terdapat alur cerita, setting dan konflik
Contoh kutipan karangan narasi:
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ”Susur Sungai Cikapundung” sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu, peserta mulai menyusuri Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22 April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para peserta yang mengikuti acara ”Susur Sungai Cikapundung”.  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini merupakan salah satu acara dari serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat).  Acara ”Susur Sungai Cikapundung” ini diikuti oleh 24 orang  yang terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK,  KMPA, Teknik Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-Huda dan satu pelajar dari SMK Dago. (Somad, 2007).
(2) Deskripsi
Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan wujud fisik suatu objek (Akhadiah, 1986). Bentuk fisik objek tersebut sesuai dengan pengamatan penulis. Ciri-ciri karangan narasi yaitu:
  1. Berhubungandengan panca indra
  2. Penggunaan objek didapat dengan pengamatan bentuk, warna serta keadaan objek secara langsung
  3. Unsur perasaan lebih tajam daripada pikiran
Contoh kutipan karangan deskripsi:
Lapangan sekolah kami berada tepat di tengah-tengah gedung sekolah. Di setiap sisi lapangan terdapat taman-taman kecil dengan aneka bunga dan tumbuhan lainnya. Lapangan tersebut berukuran setengah 100 x120 meter. Lumayan luas, bukan? Selain untuk upacara penaikan bendera, kadang kami menggunakan lapangan tersebut untuk bermain basket atau sepak bola. Di sebelah utara, tepatnya di dekat kelas kami, terdapat tiang bendera. Adapun di sebelah timur dan barat terdapat ring basket. Di bagian-bagian tertentu ada lubang yang berguna sebagai pancang tiang untuk net voli atau net sepak takraw. (Somad, 2007).
(3) Eksposisi
Eksposisi adalah karangan yang dimaksudkan untuk memaparkan menerangkan dan menyampaikan suatu hal untuk menambah pengetahuan dan pandangan pembaca (Suparno, 2007). Ciri-ciri karangan eksposisi yaitu:
  1. Memberikan informasi kepada pembaca
  2. Adanya fakta dan informasi
  3. Berfungsi untuk memperjelas apa yang akan disampaikan
Bentuk paparan mempunyai tujuan untuk memberi penjelasan dan mengembangkan gagasan kita. Agar paparan semakin jelas dapat disertai gambar, denah, dan angka-angka. Rumadi (1987:194) mengatakan, beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun karangan eksposisi, yaitu:
  1. Menentukan topik yang akan dipaparkan, misalnya tentang kerajinan tangan sebagai penghasilan tambahan
  2. Menentukan tujuan paparan, yaitu dengan kerajinan tangan yang dikerjakan dapat membantu ekonomi keluarga yaitu menambah penghasilan
  3. Membuat perincian untuk dikembangkan, yaitu: 1) jenis kerajinan tangan yang diketengahkan; 2) menjelaskan proses pembuatan; 3) menjelaskan proses penjualan dan pemasaran; 4) menjelaskan besar dan kecilnya keuntungan yang dihailkan dari kerajinan tangan yang dipasarkan
Pola penyajian karangan bersifat ekspositoris berupa uraian yang berisi langkah-langkah kerja, proses kejadian, atau pemaparan mengenai tahapan-tahapan perkembangan objek yang dilaporkan. Yang termasuk karangan bersifat eksposisi adalah karangan penelitian, karangan percobaan, karangan pertanggungjawaban uraian pekerjaan yang menggunakan tahapan, dan sebagainya. Penjelasan yang lengkap tentang karangan yang telah dibuat diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap kepada pembaca. Intinya, dalam tulisan eksposisi disajikan pengetahuan atau ilmu, deinisi, pengertian, langkah-langkah suatu kegiatan, metode, cara, sampai proses terjadinya sesuatu.
Contoh kutipan karangan eksposisi:
Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus inluenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian inluenza. Adapun definisi dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut.
1. Kasus Suspect
Kasus suspect adalah kasus seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temperatur 38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau beringus serta dengan salah satu keadaan. Hal ini terjadi biasanya karena seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung. Kemudian, orang tersebut kontak dengan virus lu burung yang dalam masa penularan. Hal lainnya jika orang yang bekerja pada suatu laboratorium dan sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu burung.
2. Kasus Probable
Kasus  probable adalah kasus  suspect disertai salah satu keadaan bukti laboratorium terbatas yang mengarah kepada virus inluenza A (H5N1). Misalnya, test HI yang menggunakan antigen H5N1 dalam waktu singkat berlanjut menjadi pneumonial gagal pernapasan atau meninggal dan terbukti tidak adanya penyebab lain. (Somad, 2007).
(4) Argumentasi
Argumentasi adalah karangan yang membuktikan kebenaran suatu hal. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca tentang suatu kebenaran dengan memperkuat ide, dan pendapat penulis. Karangan ini bertujuan untuk mengubah dan mempengaruhi sikap dan pandangan pembaca. Menurut Anggarini (2006:102), dalam karangan argumentasi, ide dan pendapat penulis disertai bukti-bukti yang konkret. Ciri-ciri karangan argumentasi yaitu:
  1. Terdapat pernyataan, idea tau gagasan yang dikemukakan
  2. Pembenaran berdasarkan fakta dan data yang disampaikan
Contoh kutipan karangan argumentasi:
Dengan perubahan pola pada program ospek, yakni dengan meninggalkan pola perpeloncoan, tentunya masyarakat lebih banyak yang setuju. Lain halnya terhadap ospek yang disertai hukuman-hukuman dengan alasan menguji mental, menempa kekuatan isik, sumpah serapah, atau mengenakan atribut  lucu-lucuan, mungkin akan lebih banyak yang menolaknya. Bagi para orangtua, misalnya –di samping bangga dan bahagia– sudah cukup berat dan repot tatkala anaknya diterima di perguruan tinggi. Mereka bukan saja harus menyediakan dana cukup besar untuk bayar uang kuliah, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan lain seperti uang kos dan biaya sehari-hari bagi mereka yang berasal dari luar kota. Jika dibebani lagi harus beli ini itu untuk kegiatan ospek, rasanya beban tersebut semakin menumpuk. Lebih kecewa dan sakit lagi jika anaknya tiba-tiba harus pulang karena jadi korban kelalaian mahasiswa seniornya.
Sekali lagi, kita patut bersyukur karena tampaknya kegiatan ospek di kampus-kampus sudah ada perubahan ke arah yang lebih bermakna positif. Sudah saatnya kita meninggalkan perpeloncoan. Hidup ini sudah begitu keras untuk diperjuangkan, jangan ditambah lagi dengan kekerasan yang lain. (Somad, 2007).
(5) Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang meyakinkan pembaca agar melakukan perintah, nasihat, atau ajakan penulis. Karangan ini mempunyai ciri-ciri:
  1. Terdapat himbauan atau ajakan
  2. Berusaha mempengaruhi pembaca
Contoh kutipan karangan persuasi:
Jika senang bepergian, Anda tentunya memiliki banyak persiapan dalam menghadapi liburan ini. Persiapan yang terpenting adalah kesehatan fisik. Anda tidak mungkin dapat berlibur jika terserang penyakit. Oleh karena itulah, kami ciptakan sebuah produk multivitamin terbaik. Selain vitamin A, B Kompleks, dan vitamin C, multivitamin ini pun diperkaya oleh vitamin D yang dapat menguatkan tulang, serta vitamin E agar kulit Anda senantiasa sehat. Dengan tubuh yang sehat dan bugar, berbagai aktivitas dapat Anda lakukan dengan bersemangat. Jika Anda ingin senantiasa sehat dan mendapatkan khasiat dari Xavier-C, segera kunjungi apotek terdekat di kota Anda. Dijamin, Anda tidak akan pernah merasa kecewa. (Somad, 2007).
Sumber:
Anggarini, Asih, dkk. 2006. Mengasah Keterampilan Menulis di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kuntarto, Niknik M. 2007.  Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media.